[Food Diary] Review Lotek Om Pathol dan Mie Ayam Tumpeh-Tumpeh with Foreigner

Heyoo, Hungry People. Ada sesuatu yang berbeda dalam food diary yang ini. Kali ini kami mereview makanan bersama foreigner yang sedang berada di Solo. Jadi kita akan tau bagaimana rasa makanan di Solo di mata lidah internasional. *Yo’i!:D

Foreigner nya adalah Xu Zhen-Zhen, biasa dipanggil Jyo (*Kok bisa?) dari China, Haruna dari Jepang, dan Dennis dari Nigeria. Mereka ini adalah international students yang sedang menjalani UNS Cultural Course, dan salah satu anggota tim perutnya berhasil menyusup di beberapa jam makan siang mereka untuk mereview makanan bersama.

Tempat yang pertama adalah Lotek Om Pathol yang berlokasi di Jalan D.I Panjaitan, tepatnya di depan SMPN 4 Surakarta. 


Warung Lotek Om Pathol


Seperti yang hungry people ketahui, lotek adalah makanan dari Jawa Timur. Pada umumnya lotek berisi kangkung, kecambah, kacang panjang, mentimun, dan telur rebus. Semua uba rampe tersebut digebyur dan dicampur dengan bumbu kacang yang sedap. *Weleleleh. Spesialnya, lotek Om Pathol ini dilengkapi dengan buah nanas dan bengkuang! Ini cukup unik karena jarang kami menemukan lotek yang dilengkapi buah nanas dan bengkuang. Dan ini membuat lotek Om Pathol terasa ada seger-segernya gitu deh. Lotek Om Pathol, menurut kami, juga disajikan dengan porsi yang mengenyangkan.


Seporsi lotek Om Pathol


Dennis foto bersama loteknya
(Photo by Maharani Amalia)

Bagaimana pendapat para foreigner? Menurut Dennis, pertama dia lihat lotek dia nggak yakin sama ini makanan. Karena memang tampilannya yang semrawut penuh sayuran. Tapi, tapi, tapi, pendapatnya berubah drastis setelah Dennis menyantap suapan pertamanya. Di suapan pertama dia langsung bilang, “Wow!” terus makan lagi dan lagi sambil ketagihan sambal kacangnya. *So, don’t judge the food by its appearance :D

Begitu juga dengan Jyo, dia bilang kalau dia suka sama sambal kacangnya. Sambal kacang di sini memang memunyai rasa yang pas. Rasanya gurih, asin, dan sedikit manis gitu. Jyo pun melahap habis loteknya. Sedangkan Haruna, sayang sekali dia kurang suka makan sambal kacang, jadi dia no comment deh. Yang jelas Haruna menghabiskan ¾ dari loteknya.

Nah, itu tadi pendapat mereka di Lotek Om Pathol. Tempat berikutnya yang mereka kunjungi adalah Mie Ayam Tumpeh-Tumpeh di Jalan Slamet Riyadi tepatnya di citywalk sekitar Sriwedari.
Yup, kami sudah pernah buat video review di mie ayam tumpeh-tumpeh ini. Jadi kali ini langsung saja ke impresi para foreigner ini.


Mie Ayam Tumpeh-tumpeh city walk Sriwedari


Ini pertama kalinya Jyo dan Haruna duduk lesehan di pinggir jalan untuk makan.*Indonesia banget, broh! 
Karena memang hampir tidak ada model tempat makan seperti ini di negara mereka. Jadi Jyo pun sedikit meragukan kebersihan di tempat ini. Tapi, ketika mienya datang, tanpa babibu dan sasisu mereka langsung sikat semuanya tanpa ragu. :D
Haruna terlihat semangat sekali makannya. Waktu kami tanya, “Enak?” dia pun jawab “Enak sekali” :D. Karena keterbatasan bahasa, Cuma itu yang bisa Haruna ungkapkan.

 

 Jyo (kiri) dan Haruna berpose dengan semangkuk mie ayam
(Photo by Maharani Amalia)

Sedangkan Jyo, dia juga sangat antusias melahap mie-nya tanpa memikirkan kebersihannya lagi. *ups :D. Jyo juga bilang “I like the sambal, it is spicy but I like it!” Jyo memang menambahkan beberapa sendok sambal ke dalam mienya. Di akhir makannya, sambil sedikit kepedasan, Jyo bilang kalau dia suka sekali sama rasa gurih mie ayam tumpeh-tumpeh ini. Dan kali lain dia ingin makan mie ayam lagi di tempat seperti cafe atau restoran.

 


Jyo pura-pura makan mie ayam, padahal sudah habis. :D
(Photo by Maharani Amalia)


Kalau Dennis, dia tidak komentar banyak tentang mie ayam tumpeh-tumpeh ini. Dia hanya  bilang, “I don’t like mie generally, but I enjoyed that one.”

Jadi begitulah lotek dan mie ayam di mata lidah internasional. Tiap lidah punya selera sendiri tergantung tuannya, jadi silakan Hungry People coba cicipi sendiri rasanya.*:)

Untuk masalah harga, lotek Om Pathol ini bisa dibeli dengan Rp. 12.000. Sedangkan mie ayam tumpeh-tumpeh harganya Rp. 6000 rupiah.

Oke, Hungry People, cukup sekian artikel food diary review with foreigner ini. Kita jadi tau deh bahwa bukan cuma penduduk Solo aja yang ramah-ramah sama pendatang internasional, tapi makanan di Solo juga ramah untuk mereka. So, Hungry People bisa makin bangga deh sama kota Solo.

Silakan cek juga food review kami yang lain dan ikuti juga channel youtube dan instagram kami. See you on the other side!




1 komentar:

 

Popular Entry